Senin, 06 Desember 2021
Wisuda XVI Program Sarjana STT Bandung Tahun 2021 Secara Hybrid
Jumat, 03 September 2021
INDSCRIPT CREATIVE AND THE EXTRAORDINARY WOMAN BEHIND
Siapa yang belum kenal? Padahal
tak kenal maka tak sayang. Saya sendiri tahu Indscript belakangan, karena lebih
dahulu mengenal sosok pendirinya. Pada waktu itu kebetulan ada event kelas
“Heart Selling on The Spot” di salah satu hotel di Bandung, sekitar
bulan Oktober 2016. Wah, lumayan sudah lama ya.
Saat itu saya baru saja melek di
dunia kepenulisan. Karena sebelumnya menulis itu hanya sebagai tempat curhat di
medsos yang juga baru saya kenal. Ternyata, saya mendapatkan insight bahwa
dengan bisa menulis kita bisa makin mudah berbisnis. Sebaliknya, kalau ingin
bisnis makin berkembang maka harus bisa menulis. Berbisnis dan menulis menjadi
satu paket yang saling melengkapi.
Satu hal yang makin menarik adalah
bahwa kedua kegiatan itu ternyata bisa dilakukan fulltime dari rumah,
oleh seorang ibu rumah tangga. Hal ini adalah salah satu impian terbesar dalam
hidup saya. Ada yang samaan?
Kalau iya, berarti harus
lanjutkan mengenali Indscript ini.
Indari Mastuti, suatu
kebanggaan bisa mengenal pendiri Indscript Creative lebih dekat
Berawal dari seorang wanita luar
biasa bernama Indari Mastuti, yang menyukai kepenulisan sejak masa sekolah.
Sejak tahun 1996, saat masih kelas 1 SMA, ia sudah rajin mengirimkan
cerpen-cerpen ke majalah atau koran. Tentu saja sudah ratusan karya yang
dimuat.
Bekerja dan berkarir kantoran juga
bukan tidak pernah dilakukan oleh seorang Indari Mastuti. Bahkan, sebelum menikah
sudah pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi. Menjadi seorang Manager
Marketing yang aktif hingga banyak bertugas ke luar kota. Pada saat itu,
menulis memang baru merupakan kegiatan selingan di antara pekerjaan kantor. Namun
produktivitas menulis ini tetap tinggi, karya yang dihasilkan tetap banyak. Bahkan,
pada tahun 2004 akhirnya menelurkan novel perdana. Sejak itulah, Indari Mastuti
banyak berhubungan dengan penerbit.
Hingga ketika sudah menikah
barulah mulai berpikir bagaimana caranya agar tetap bisa menjadi ibu rumah
tangga yang melayani suami dan mengurus anak, tetapi tetap memiliki kegiatan
yang produktif dari rumah. Dibangun dengan landasan itulah, maka Indscript
selalu mendasarkan semua kegiatannya dikaitkan dengan Ibu Rumah Tangga.
Indari Mastuti (foto from profil facebook) |
Indscript Creative, kapan
dan bagaimana mulai dibangun?
Memulai kedekatan dengan penerbit
Gramedia, Syamil sejak terbitnya novel perdana di tahun 2004, memberikan ruang
lebih leluasa bagi Indari Mastuti untuk melanjutkan kerja sama selanjutnya. Sehingga
ketika pada 2007 menikah dan mulai berpikir ingin berbisnis dari rumah, maka
pilihan bisnisnya jatuh pada kegiatan yang berhubungan dengan menulis. Bisnis menjadi
lebih mudah karena menulis adalah suatu hobi yang disukai. Pada saat itu belum menggunakan
brand sebagai Indscript, masih dengan nama sendiri, Indari Mastuti.
Mulai menawarkan lebih intens kepada
penerbit dan hasilnya malah ditawarkan untuk menulis tema lain yang selama ini
tidak biasa atau tidak pernah ditulis. Masya Allah, feedback yang di
luar dugaan. Akhirnya pada akhir tahun 2007, dimulailah merekrut penulis untuk dapat
membantu memenuhi semua permintaan.
Memasuki awal 2008 barulah mulai
dengan nama Indscript Creative. Nama ini diberikan oleh sang suami, Deky
Tasdikin. “Ind” artinya Indari, “script” artinya tulisan, dan “Creative” dengan
harapan tulisan yang dihasilkan untuk klien ini adalah tulisan yang kreatif.
Bahwa tulisan-tulisannya bukan sekadar jadi buku tapi juga harus enak untuk
dibaca. Buat teman-teman yang sudah pernah membaca bukunya Indari Mastuti pasti
akan mengaminkan. Buat saya bahkan lebih dari itu, tulisan yang dibuat selalu
mampu menginspirasi.
Bagaimana Indscript Creative
berkembang?
Pada awal tahun 2007 fokus bisnis
masih sebagai agensi naskah, yaitu penyambung lidah penerbit dan penulis. Penerbit-penerbit
yang bekerja sama dan sangat loyal hingga sekarang, yaitu Kompas Gramedia,
Swadaya, dan Elex Media. Harapannya, jenis usaha ini tetap langgeng. Meskipun
dari tahun ke tahun selalu berusaha mengembangkan lini-lini bisnis yang
lainnya.
Tahun 2010 mulai mengembangkan
penulisan biografi. Pada saat itu klien pertamanya adalah Brownies Amanda.
Terus bertambah dari mulai Teh Ninih, ibu Siti Oded, ibu Atalia Praratya,
bahkan ekspatriat Jepang. Target khususnya adalah memang pejabat-pejabat dan
pengusaha kelas kakap, karena jasa penulisan biografi ini tidaklah murah. Bisa
dipatok hingga 120 juta per satu project buku. Wow, harga yang cukup menggiurkan
untuk menjadi seorang penulis, ya?
Selain itu, sejak tahun 2015
mulai mengerjakan juga direct selling. Dasar pemikirannya adalah, apa
kira-kira yang bisa menghasilkan secara masif dan setiap hari? Sedangkan project
buku biasanya berdasarkan kontrak atau per-bulan. Produknya ada bermacam-macam,
seperti “Board Media Pencapaian Target”, “Board Mimpi”, dan lain-lain. Saat ini
sudah ada sekitar 10.000 reseller yang berada di bawah jaringan Indscript.
Foto taken from google image |
Bagaimana Indscript
Creative bertahan di tengah badai pandemi?
Tahun 2020 pada saat pandemic,
Indscript malah membuat percetakan sendiri. Dari karya Indari Mastuti sendiri
atau penulis-penulis lain yang ingin mencetak buku. Sehingga bukan lagi hanya sebagai agensi
naskah, namun sudah berkembang menjadi percetakan dan publisher. Buku-buku
yang ada di Indscript saat ini idak hanya melalui kerjasama dengan penerbit,
tetapi sudah mulai lengkap mulai dari menulis, mencetak, menerbitkan dan
mendistribusikan sendiri.
Bahkan, di tahun 2021 ini sudah
berkembang menjadi agensi blogger, yaitu sebagai penyambung lidah antara
perusahaan dengan para blogger. Serta yang terkini juga mengembangkan platform
marketplace khusus untuk perempuan dengan nama Terhubung.co.id dan membuat channel
YouTube “Rumah Teh Iin” yang akan menjadi cincin dalam dunia pernikahan.
Isinya berbicara atau mengupas dengan sang suami tentang dunia pernikahan. Silakan
langsung saja cari tahu kalau penasaran, ya.
Unforgetable moment buat
Indscript Creative
Tahun 2007 membangun bisnis dan
berkembang sangat pesat tetapi kurang dibarengi dengan ilmu, sehingga mengalami
bangkrut di tahun 2010. Dari 16 karyawan menjadi tinggal 3 orang saja yang
tersisa.
Namun kejadian ini menjadi titik
balik kesadaran bahwa bisnis itu butuh ilmu. Sejak saat itu Indari Mastuti mulai
belajar mentoring, ikut coaching, mulai membangun networking
sampai mendapatkan akses-akses yang luar biasa untuk pembelajaran. Hingga hari
ini menjadi sangat paham bahwa segala sesuatu itu butuh ilmu.
Layaknya sebuah bisnis, pasti
akan mengalami pasang surut. Terjatuh itu sudah biasa, yang sulit adalah mempertahankan
keinginan untuk selalu bangkit. Momen inilah yang mendorong semangat belajar Indari
Mastuti untuk terus bergerak.
Harapan Indscript Creative di
masa depan
Bagi Indari Mastuti, harapan ke
depan akan selalu kembali kepada sejarah, yaitu ingin menjadi ibu rumah tangga
yang produktif dari rumah.
Karena itu, Indscript Creative
harus menjadi perusahaan yang membuat produktivitas perempuan semakin meningkat
dari waktu ke waktu. Visinya adalah melahirkan 1 juta penulis dan 1 juta pebisnis.
Semoga, saya dan teman-teman bisa
jadi bagian di sana, ya. Aamiin.