Rabu, 31 Agustus 2016

Relationship Goals antara Ayah dan Anak Perempuannya



Akhir-akhir ini media sosial (medsos) makin marak memperlihatkan kedekatan suatu hubungan di antara pasangan pria-wanita dengan hastag Relationship Goals. Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Relationship Goals? Kenapa postingan-postingan yang berbau hastag ini bisa menjadi begitu viral dan banyak disukai pengguna medos? Terutama yang berbentuk gambar atau foto. 

Mari kita simak dulu sedikit tentang arti Relationship Goals biar kita bisa paham dengan fenomenanya. Berdasarkan hasil pencarian di internet yang paling populer muncul artinya adalah kurang lebih sebagai suatu hubungan antara dua orang yang menjadi dambaan setiap orang yang melihatnya dan bisa membuat seseorang (terutama gadis) menjadi iri. Biasanya terjadi pada pasangan selebritis atau pasangan-pasangan yang populer di sekolah.  (When two people are in a relationship and girls envy them, usually a celebrity couple or popular couple in high school). Dengan kata lain, jika dua orang, laki-laki dan perempuan, terlibat dalam suatu hubungan yang bisa membuat orang-orang di sekitarnya iri, maka mereka masuk dalam Relationship Goals. Bisa dalam kehidupan nyata maupun melalui postingan-postingan di dunia maya atau media sosial.

Kenapa menjadi lantas bikin iri? Kalau kita coba buka postingan-postingan yang dimaksud (di medsos apapun sangat mudah ditemukan) maka kita jadi paham, sebab tak sedikit gambar-gambar atau foto-foto yang biasanya memperlihatkan keberanian di antara dua sejoli dalam hubungan mereka. Dari yang paling sederhana hanya foto berdua saling berdekatan, sampai berpegangan tangan atau berpelukan, bahkan diantaranya ada yang sampai berani mengumbar kemesraan yang vulgar (yang seperti ini tampaknya yang menjadi pemicu viral). Contoh yang hangat munculnya kasus Awkarin, seorang remaja putri berusia 19 tahun yang banyak mengumbar tentang hubungannya dengan pacar dan diakhiri dengan sebuah pengakuan menyedihkan di media sosial. Siapapun, apalagi remaja yang masih labil dan terbawa arus, akan mudah suka dan tertarik ikut-ikutan. Disinilah fungsi orang tua dituntut untuk tetap bisa mengambil peran sebagai filter buat remaja dalam memahami dan menyikapi gempuran media sosial yang makin tidak tertahankan.

Lalu apa kaitannya dengan Relationship Goals di antara ayah dan anak perempuan? Meskipun saya tidak memiliki anak perempuan, tapi saya cukup tertarik untuk membahas hal ini karena tentu saja saya juga dulu pernah mengalami sebagai remaja perempuan, bahkan sampai hari ini pun saya adalah anak perempuan dari seorang ayah. Rasanya penting bagi saya untuk bisa berbagi pikiran bukan hanya sebagai sesama orang tua tapi juga sebagai sahabat bagi anak-anak perempuan kita. Dan sepertinya kita tidak bisa menutup mata kalau akhir-akhir ini banyak terjadi kejahatan seksual terhadap remaja perempuan yang salah satu pencetusnya adalah kemudahan dalam mengakses gambar-gambar porno di internet (media sosial) oleh pelakunya. Miris rasanya kalau anak-anak perempuan yang sedang tumbuh dan harusnya berkembang menjadi wanita-wanita dewasa terhormat yang akan menjadi penerus generasi berikutnya, terpaksa layu dan mati sia-sia.

Kalau begitu, kenapa mesti dikaitkan dengan Relationship Goals? Di sini saya hanya ingin mengajak para orang tua, khususnya ayah, untuk mulai membentengi anak-anak perempuannya dari dahsyatnya teknologi. Kalau perlu sejak dini. Dalam sebuah artikel di kompasiana.com dibahas beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang banyak mendapatkan sentuhan dan didikan ayah semasa proses tumbuh kembangnya ternyata memiliki kemampuan sosial, bahasa dan prestasi akademis yang lebih baik. Keterlibatan ayah dalam proses pendidikan, pengasuhan, dan tumbuh kembang anak juga akan berdampak baik bagi perkembangan kognitif dan emosional dan membuat anak menjadi lebih percaya diri dan berani. Pada tahap bayi hingga balita sebaiknya seorang ayah juga punya andil dalam perawatan anak sewaktu bayi dan balita. Pada tahap pra-remaja hingga remaja seorang anak cenderung tidak mau bercerita pada ayah, namun pada ibu. Jadi, sebaiknya ayah harus membangun kepercayaan agar anak mau bercerita dan terbuka mengenai hal-hal yang dialaminya. Belajar mengambil hati seorang anak. Begitu juga sebaliknya pada saat remaja, ayah harus menjaga kepercayaan anak dan membantu mencari solusi saat anak mengalami masalah. Ayahpun memiliki pengaruh pada pembentukan harga diri dan jalinan asmara anak. Sebagian besar anak perempuan memiliki keinginan untuk mempunyai pasangan hidup yang memiliki kepribadian maupun karakter yang tidak jauh berbeda dari seorang ayah. Karenanya, amat mutlak dan sangat penting untuk seorang ayah untuk menyayangi putrinya serta menghormati ibunya supaya anak tahu bahwa kelak ia harus mampu mendapatkan pasangan hidup yang mampu menghormati dirinya. 

Apabila setiap ayah (orang tua) yang setuju dengan pentingnya kedekatan hubungan antara ayah dengan anak perempuannya lantas setuju juga dengan mulai membangun Relationship Goals yang saya maksud tadi, bisa dibayangkan mungkin postingan-postingan ataupun perilaku yang diperlihatkan langsung di depan umum bakal jadi pengerem atau kalau mungkin bahkan harus bisa menyaingi gempuran negatif medos menjadi gempuran positif melalui gerakan Relationship Goals antara ayah dan anak perempuannya.

Hal ini sebenarnya sudah banyak dilakukan, terutama di kalangan artis atau selebritis yang memang penting buat mereka berbagi setiap moment. Contohnya Gempita (Baby Gempi) anak dari pasangan Gisela dan Gading Martin, tidak sedikit bahkan bisa ribuan orang yang menunggu postingan yang memperlihatkan kedekatan dengan sang ayah. Diantara orang-orang awam pun sudah banyak. Saya punya teman yang suka memposting foto-foto yang memperlihatkan kedekatan hubungannya dengan sang anak perempuan. Ini menjadi sangat positif untuk memperkuat  karakter yang dibangun si anak perempuan. Mereka menjadi merasa lebih aman dan percaya diri. Mengetahui bahwa dirinya dicintai dan diperhatikan, menjadi dasar yang kuat untuk membangun benteng pertahanan dari tekanan lingkungan yang kurang bersahabat. Apalagi kalau dikaitkan dengan sebuah statement “The only one man in the world who never hurts you is father”, maka tidak salah kalau buat anak perempuan ayah adalah pahlawan yang selalu hadir pada setiap moment penting dalam hidup. Lahir, ulang tahun, kelulusan sekolah, hari pernikahan, bahkan sampai akhir hayat, dukungan semangat yang bisa ditularkan dari Relationship Goals yang dibangun, harapannya tidak hanya menjadi sekedar membuat iri bagi orang-orang yang melihat, namun harus menjadi inspirasi bagi anak laki-laki atau laki-laki dewasa untuk belajar lebih menghargai wanitanya atau anak-anak perempuannya. Yes?

(didedikasikan untuk ayahku Rachmat Saleh Permana, SH., amazing father Iqbal Yoez, dan ayah-ayah lain yang ada di dunia ini, terima kasih banyak untuk telah menjadi inspirasi dan masih mendampingi sebagai ‘the best father in the world’ sampai hari ini)

Profil :
Yuke Rachma, seorang ibu dari satu orang anak, HRD Manager & GA di salah satu outsourcing security di Kota Bandung, sebagai praktisi Human Resources sejak tahun 2007.

1 komentar: